Medan | KincirNews.com-Menanggapi pernyataan yang disampaikan oleh Plh Kapolres Tanah Karo, AKBP Oloan Siahaan SIK MH, yang telah menyebar luas di berbagai media online di Sumatera Utara (Sumut) dan Indonesia, Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi melalui Kabid Humas Kombes Pol Hadi Wahyudi menyatakan bahwa kasus kebakaran yang menewaskan wartawan Tribrata TV dan keluarganya masih dalam tahap penyelidikan.

“Masih penyelidikan,” tulis Kombes Hadi singkat saat dikonfirmasi oleh wartawan melalui pesan WhatsApp.

Namun, ketika diminta komentar mengenai hasil otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut, Hadi belum dapat memberikan tanggapan.
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa belum diketahuinya hasil otopsi secara pasti telah memicu berbagai spekulasi di masyarakat. Terutama di kalangan insan pers di Sumut, kondisi ini memunculkan berbagai isu bahwa kebakaran yang menewaskan Rico, istri, anak, dan cucunya ini adalah tindakan yang disengaja.

Isu ini dikaitkan dengan pemberitaan tajam yang dibuat oleh Rico mengenai pelanggaran hukum, seperti perjudian, peredaran narkoba, illegal logging, dan aktivitas tambang tanpa izin yang melibatkan oknum TNI, Polri, serta pejabat tinggi dan anggota DPRD di Kabupaten Karo.
Spekulasi bahwa kebakaran tersebut tidak mungkin murni karena kebakaran biasa semakin kuat, mengingat Rico dan keluarganya tidak bangun dari tidur saat menghirup asap dan merasakan panasnya api. Ada dugaan bahwa ada tindakan negatif yang membuat Rico dan keluarganya tidak dapat bergerak untuk menyelamatkan diri.

Beberapa opini bahkan menyebutkan kemungkinan Rico dan keluarganya disekap atau dibunuh terlebih dahulu, kemudian dibakar untuk menghilangkan jejak atau menciptakan alibi.
Oleh karena itu, banyak pihak mendesak pihak kepolisian, khususnya Polda Sumut, agar bekerja sesuai prinsip Presisi Polri dalam mengungkap peristiwa ini hingga menjadi terang benderang, sehingga tidak lagi memunculkan opini sesat di masyarakat.
Kalangan pers juga yakin bahwa Polda Sumut akan bekerja secara profesional dan maksimal dalam memenuhi tuntutan masyarakat untuk mengungkap peristiwa tragis ini dengan jelas.
Menurut keterangan saksi-saksi di sekitar lokasi kebakaran, terdapat empat orang yang tinggal di rumah Rico, yaitu Rico Sempurna Pasaribu (47) sebagai pemilik rumah/warung, Elfrida Ginting (48) istri Rico, Sudi Investi Pasaribu (12) anak Rico, dan Loin Situngkir (2) cucu Rico.
Saksi-saksi melihat kebakaran terjadi sekitar pukul 03.30 WIB dini hari dan mencoba memadamkan api hingga bantuan dua unit mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Karo tiba. Setelah api berhasil dipadamkan, rumah Rico telah rata dengan tanah dan ditemukan empat jenazah yang hangus terbakar, yaitu Rico, istri, anak, dan cucunya. Keempat jenazah langsung dievakuasi ke RSUD Kabanjahe dan selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut untuk otopsi.
“Keempat jenazah saat ini masih dalam proses verifikasi oleh Tim Dokter Otopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut, untuk memastikan bahwa keempat jenazah adalah benar Rico Sempurna Pasaribu dan keluarganya yang tinggal di tempat tersebut,” ujar Plh Kapolres Karo, AKBP Oloan Siahaan kepada wartawan.
AKBP Oloan Siahaan juga mengatakan bahwa dari hasil pemeriksaan awal di lokasi kejadian diketahui bahwa bangunan warung terbuat dari papan dan ditemukan beberapa tabung gas elpiji 3 kg yang terbakar. Korban juga diketahui menjual BBM eceran di warung tersebut. Hingga saat ini, penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan.
“Untuk penyebab kebakaran masih kita selidiki. Namun diketahui bahwa korban menjual BBM eceran di warungnya. Tim Laboratorium Forensik Polda Sumut juga sudah berada di lokasi kejadian dan sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Kapolres pada Kamis (27/6) lalu di lokasi kejadian.
Tragedi yang terjadi pada Kamis (27/06/2024) sekitar pukul 03.30 WIB dini hari ini telah membuat dunia pers di Indonesia berduka, sekaligus menjadi tamparan keras bagi dunia jurnalistik dan insan pers di Indonesia, khususnya di Provinsi Sumut dan Kabupaten Karo.
Peristiwa ini juga menggores luka yang mendalam bagi keluarga korban. Isak tangis pecah saat keempat jenazah dimakamkan secara berdampingan dalam acara liturgi agama Kristen di Pemakaman Umum Desa Salit, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumut.
Terlebih lagi, istri Rico, Elfrida Boru Ginting, diketahui sedang hamil tua, membuat kesedihan semakin mendalam dan larut dalam duka.
Hasil otopsi tim dokter forensik Polda Sumut menjadi kunci dalam mengungkap tragedi ini. Jika terbukti bahwa peristiwa ini adalah ulah oknum yang tidak bertanggung jawab karena pemberitaan Rico yang mengungkap sindikat judi, oknum mafia illegal logging, dan pertambangan tanpa izin, maka harga yang harus dibayar oleh seorang wartawan seperti Rico sangat mahal, hingga tewas mengenaskan bersama keluarganya.
@Tim
